Mereka jarang disebut sebelum bergulirnya Piala Dunia 2010 karena bermain di klub-klub kecil dan membela tim nonunggulan. Namun, mereka telah menuliskan sejarah di Afrika Selatan.
Oleh Ivena Kasatyo
Asamoah Gyan - Ghana
Piala Dunia selalu memberi kesempatan kepada pemain siapa saja untuk menjadi pahlawan. Namun, Piala Dunia juga kerap mencatat para superstar meredup. Wayne Rooney begitu hebat di kompetisi dan menjadi mesin gol Manchester United. Namun, ia tak berkutik dan sama sekali mandul di Piala Dunia 2010. Tidak terkecuali Cristiano Ronaldo dan Kaka, dua galacticos Real Madrid, yang tak mampu memberi kontribusi bagi Portugal dan Brasil di Afrika Selatan.
Namun, siapa menduga striker veteran Miroslav Klose ternyata masih 'bernyawa' dan menjadi harapan Jerman. Atau Javier Hernandez yang membuat puas United, klub barunya, dengan penampilan menawan bersama Meksiko.
Demikian pula dengan para pemain 'kelas dua' yang semula tak diperhitungkan. Siapa yang tahu tentang Asamoah Gyan karena Ghana telah memiliki sang superstar, Michael Essien, yang terpaksa absen karena cedera.
Jepang mungkin lebih dikenal karena keberadaan Shunsuke Nakamura yang sudah malang-melintang di Eropa. Menariknya yang melejit justru Keisuke Honda.
Hanya pemain pilihan yang sebelumnya kurang diperhitungkan tetapi kemudian menjadi bintang di Afsel. Dengan usianya yang memasuki masa keemasan karena masih di bawah 26, mereka bakal memanaskan bursa transfer pemain.
Inilah para superstar baru yang pantas merasakan ketatnya persaingan di level tertinggi di kompetisi Eropa. Mereka berasal dari benua non-Eropa yang sudah pasti bisa muncul ke pentas dunia karena dianugerahi talenta alam.
1. Lee Chung-yong (Korea Selatan)
Bintang masa depan Korea Selatan dan Asia. Namun, Lee memiliki catatan yang cukup unik di Piala Dunia. Ia dua kali mencetak gol ke gawang Argentina dan Uruguay. Ironisnya, Korsel selalu menelan kekalahan dalam dua laga itu. Bahkan golnya ke gawang Uruguay tak mampu meloloskan Korsel ke perempat-final karena kalah 2-1.
Meski demikian, gelandang berusia 22 ini bakal menjadi penerus seniornya Park Ji Sung yang sukses bersama Manchester United. Keduanya sama-sama bermain di Liga Primer Inggris, Lee hanya memperkuat klub kurang top, Bolton Wanderers.
Penampilan menawan di Piala Dunia diyakini bakal mendongkraknya. Terbukti, ia termasuk salah satu dari sepuluh rising stars Piala Dunia pilihan Sports Illustrated. Sebelumnya, Lee juga menjadi salah satu dari 50 rising stars versi harian Inggris, The Times.
2. Anthony Annan (Ghana)
Cedera Michael Essien mengantarkan Annan untuk menorehkan prestasi. Dia sukses menggantikan Essien menjadi pilar kekuatan lini tengah The Black Stars.
Annan yang saat ini bermain di Rosenborg dinilai memiliki karakter yang mirip dengan Essien.
Bahkan ia memiliki keunggulan fisik dan postur tubuh. Ini yang menjadikan gelandang berusia 23 ini bakal bersinar di liga Eropa.
3. Mark Gonzalez (Cili)
Pemain sayap dengan andalan kecepatan. Julukan Speedy Gonzalez mewakili kemampuannya dalam melakukan sprint.
Ia mencetak gol tunggal saat Cili menaklukkan Swiss 1-0 sekaligus mengantarkan timnya ke 16 besar. Sayang, langkah fenomenal Cile dihentikan Brasil 3-0.
Namun, Gonzalez mengukuhkan sebagai salah satu bintang yang melejit di Piala Dunia. Pemain CSKA Moscow ini berpeluang kembali berkiprah di kompetisi di level tertinggi.
Ya, karir pemain berusia 26 ini cenderung naik turun. Dia pernah bergabung dengan Liverpool meski hanya satu musim karena kurang bersinar di Liga Primer.
4. Siphiwe Tshabalala (Afrika Selatan)
Bukan Steven Piennar atau Aaron Mokoena yang menjadi bintang utama dari tim tuan rumah. Tapi Tshabalala yang sempat membuat suporter Bafana Bafana berseru girang setelah dirinya mencetak gol ke gawang Meksiko.
Gol tersebut merupakan yang pertama tercipta di Piala Dunia 2010. Sayang, Afsel tak mampu mempertahankan keunggulannya dan hanya mampu bermain imbang 1-1. Tuan rumah juga gagal lolos dari penyisihan grup.
Namun Tshabalala mengukuhkan sebagai superstar anyar Afsel. Pemain sayap berusia 25 ini diprediksi bakal menjadi bintang Kaizer Chiefs yang segera merambah Eropa.
5. Yuto Nagatomo (Jepang)
Salah satu pemain yang selalu dimainkan oleh pelatih Takeshi Okada di Piala Dunia 2010. Nagatomo merupakan pilar pertahanan The Blues Samurai. Berdasarkan Castrol Index, ia menduduki peringkat empat di timnas.
Gawang Jepang yang hanya dua kali kebobolan selama Piala Dunia tak terlepas dari kontribusi pemain berusia 23 ini. Bahkan Paraguay terpaksa mengakhiri perlawanan Jepang melalui adu penalti di babak 16 besar setelah gagal mencetak gol di waktu normal pertandingan.
Sukses tersebut menjadikan Nagatomo termasuk pilihan salah satu 11 terbaik di Piala Dunia pilihan manajer Arsenal Arsene Wenger.
Penampilan menawan bek FC Tokyo ini menarik minati klub promosi Serie A Italia Cesena untuk
merekrutnya. Kesempatan emas bagi Nagatomo untuk unjuk kebolehan di kompetisi paling ketat di dunia.
6. Gervais Yao Kouassi (Pantai Gading)
Muncul pada saat yang kurang tepat. Penyerang yang lebih dikenal sebagai Gervinho ini masuk dalam orbit Pantai Gading saat Didier Drogba tengah mencapai puncak. Sementara di belakang Drogba masih ada Salomon Kalou.
Beruntung usianya masih terhitung muda. Karena masih berusia 23, karir mantan kapten timnas di Olimpiade ini masih panjang.
Ia juga tak tergesa-gesa menerima tawaran klub elit Eropa. Gervinho memilih mematangkan mental dan teknik di Lille sebelum bergabung dengan klub besar.
Ini berkat aksi gemilang Gervinho di Piala Dunia. Bahkan ia mampu mencuri perhatian saat Pantai Gading menahan Portugal 0-0 di laga pertama penyisihan grup. Tak heran bila ia terpilih sebagai man of the match pilihan penonton ITV1.
7. Jean Beausejour (Cili)
Saatnya bagi Beausejour untuk menjajal liga Eropa. Piala Dunia membuka jalan bagi pemain sayap berusia 26 ini untuk melanjutkan karirnya di benua biru setelah malang-melintang di klub-klub Amerika Selatan.
Beausejour yang baru bergabung dengan Club America, salah satu klub elit Meksiko ini, mencuat di Afsel. Ia mencetak satu-satunya gol saat Cili menang 1-0 atas Honduras.
Ia turut meloloskan Cili ke babak knock out. Sayangnya, Cili langsung gugur karena sudah harus bertemu Brasil. Namun, ia tetap pemain hot dari Cili.
8. Winston Reid (Selandia Baru)
Dari belahan Pasifik muncul Winston Reid. Pemain berusia 22 ini menjadi pahlawan Selandia Baru. Hanya, Reid memang bukan produk asli Selandia Baru. Ia keturunan dari Selandia Baru-Denmark dan sempat bermain di timnas yunior Denmark.
Bahkan Reid tercatat sepuluh kali bermain di timnas U-21. Namun saat memasuki jenjang senior, ia memilih bermain untuk Selandia Baru.
Bek bernama lengkap Winston Wiremu Reid ini menjadi pilar pertahanan Selandia Baru di Piala Dunia. Lebih mengejutkan lagi, Reid mencetak gol di menit terakhir ke gawang Slowakia. Gol yang menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Hasil imbang di laga pertama memberi suntikan moral bagi pasukan The All Whites. Mereka tak pernah kalah termasuk saat menghadapi juara bertahan Italia.
Bila saat ini dia masih bermain di klujb Denmark, Midtjylland, tampaknya tak lama lagi Reid bakal menjajal kompetisi elit Eropa.
9. Keisuke Honda (Jepang)
Bintang paling hot di Piala Dunia. Honda tak hanya menjadi kebanggaan Jepang tapi Asia. Pemain CSKA Moscow langsung menjadi sorotan saat mencetak gol indah dari tendangan bebas ke gawang Denmark.
Gol yang tercipta saat pertandingan berlangsung kurang dari 20 menit segera menaikkan moral pemain Jepang. Hasilnya, The Blue Samurai melibas Denmark 3-1.
Pemain berusia 24 ini kembali menjadi pahlawan saat mencetak gol tunggal yang mengantarkan Jepang menang 1-0 atas Kamerun. Sayang, langkah Jepang terhenti di 16 besar.
Namun Honda makin berkibar. Pemain yang bisa ditempatkan di berbagai posisi segera menarik
perhatian klub besar Eropa. Kini, Honda sudah diincar AC Milan.
10. Asamoah Gyan (Ghana)
Yang terbaik di antara yang paling baik. Gyan menjadi pahlawan Ghana di Piala Dunia 2010 dengan mencetak tiga gol.
Namun, gol terbaiknya tercipta saat Ghana menyingkirkan Amerika Serikat di babak 16 besar. Ia mencetak gol penentuan pada perpanjangan waktu. Gol itu mengubah kedudukan menjadi 2-1 dan Ghana membuat sejarah menyamai rekor Kamerun dan Senegal dengan melaju ke perempa-final.
Hanya, striker berusia 24 ini juga harus mengalami kegagalan pahit. Kegagalannya menyelesaikan eksekusi penalti di menit terakhir perpanjangan waktu saat melawan Uruguay tentu tak akan dilupakan sepanjang karirnya.
Di laga perempat-final, Ghana mendapat hadiah penalti setelah striker Uruguay Luis Suarez sengaja menahan bola yang seharusnya 99 persen gol.
Wasit menunjuk titik putih dan waktu menunjukkan menit ke-120. Sejengkal lagi, Ghana mencatat sejarah sebagai tim Afrika pertama yang menembus semi-final.
Kenyataannya eksekusi penalti Gyan mengenai mistar gawang. Dan, beberapa saat kemudian wasit meniup akhir pertandingan.
Seandainya saja. Ya, seandainya saja, penalti Gyan tidak gagal seperti saat menghadapi Serbia dan Australia, tentu ceritanya akan berbeda. Kedua tim bermain imbang 1-1 dan Uruguay akhirnya menyingkirkan Ghana 4-2 melalui adu penalti.
Namun, penyerang Rennes ini memperlihatkan kematangannya. Ia menegaskan bakal bangkit. Terbukti, Gyan tetap menjadi buruan klub elit Eropa. Dan, Liverpool yang sudah siap memboyongnya ke Anfield.
sumber: http://www.goal.com/id-ID/news/1570/debat/2010/07/15/2025064/debat-sepuluh-pemain-hot-transfer-di-piala-dunia-2010
0 komentar
Posting Komentar